nusakini.com-Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mendukung terwujudnya provinsi ramah lanjut usia (lansia). Dia mendorong pemerintah kabupaten/ kota untuk menerbitkan dan mengimplementasikan kebijakan prolansia. Terlebih secara demografis, pada kurun waktu 2035-2040 mendatang jumlah lansia akan lebih banyak dibanding kaum muda. 

“Ini peraturan daerah (perda) untuk kepentingan diri kita masing-masing. Karena kita pun akan menjadi lansia yang butuh ketenangan dan perlu aturan yang bikin kita tenang,” terangnya saat memimpin Rapat Pleno Komisi Daerah (Komda) Lansia Provinsi Jawa Tengah di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Gubernur, Kamis (27/12). 

Ketua Komda Lansia Provinsi Jawa Tengah itu ingin, setidaknya pada lingkup kecamatan terdapat forum untuk para lansia berdiskusi dan menyampaikan sumbangsih pemikiran, bagi pembangunan masyarakat di sekitarnya. Sebab, lansia yang biasa beraktivitas cenderung tidak pikun. 

“Lansia itu sering mengalami kesulitan berjalan atau pikun karena awalnya tidak ada kegiatan, sehingga penyakit itu muncul. Kalau tidak bisa setiap desa, minimal masing-masing kecamatan punya ruang perkumpulan lansia agar lansia yang masih aktif dapat menyampaikan pemikiran-pemikiran kreatifnya. Ini harus kita support dengan memberi mereka ruang,” ujar Gus Yasin, sapaan akrabnya. 

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu juga mendorong agar fasilitas-fasilitas umum di kabupaten/ kota bersifat ramah lansia. 

Anggota Dewan Riset Daerah Provinsi Jawa Tengah dr Hartanto menjelaskan, pelayanan posyandu lansia harus dioptimalkan. Selain itu, rumah sakit khususnya RSUD, didorong memiliki paviliun geriatri untuk mengobati dan merawat kesehatan lansia. Hal tersebut penting, mengingat lansia umumnya mengidap penyakit degeneratif, seperti jantung, ginjal, osteoporosis, dan lainnya. 

“Diharapkan semua rumah sakit di Jawa Tengah, khususnya dimulai dari RSUD, mempunyai paviliun geriatri. Karena sekitar 25 persen lansia mengidap penyakit kronis dan disabilitas,” jelasnya. 

Hartanto menambahkan, selain faktor peningkatan kualitas kesehatan, dukungan keluarga juga menjadi faktor penting bagi kesejahteraan lansia. Dia berharap program bina keluarga lansia yang dilakukan oleh BKKBN dapat dihidupkan kembali. 

“Seiring usia harapan hidup yang makin tinggi, saat ini memang diperlukan daerah ramah lansia. Tidak hanya dari segi kesehatan, faktor lainnya seperti perhatian keluarga sangat penting. Sepertiga lansia juga masih bekerja, bahkan lebih dari separuh bekerja di sektor informal karena tingkat pendidikannya rendah, sehingga upah yang mereka terima pun rendah. Ini mengapa dukungan keluarga begitu penting,” pungkasnya.(p/ab)